Sanggupkah Bertahan?



Sahabat Papuca pasti sudah dapat gambaran kemana arah cerita kita kali ini kalo melihat gambar ini ya.

Kita juga udah sering banget dengar pengalaman dari perempuan-perempuan yang mengalami kondisi rumah tangga seperti ini. Mungkin mereka teman, sahabat, keluarga, atau bahkan mungkin kita sendiri.

Dan ironisnya para perempuan hebat ini banyak yang tetap bertahan walaupun belum ada perubahan atau pun perbaikan nasib mereka. Bahkan terkadang semakin lama semakin parah siksaan dan tekanan yang dialami. 

Tubuh yang mengurus tidak terurus, kecantikan yang semakin memudar, memar di sekujur tubuh, mata memerah karna kehabisan air mata, itu sebagian kondisi fisik perempuan-perempuan hebat ini. Belum lagi kondisi psikis mereka yang penuh ketakutan, hilang harapan, dan bingung.

Terkadang teman atau keluarga pun kurang peka dengan keadaan mereka. Kurang memperhatikan atau bahkan sekedar menanyakan kabar keseharian mereka pun kurang intens dilakukan. Akibatnya, mereka mendapat kabar buruk setelah perempuan-perempuan hebat ini dalam kondisi yang mengenaskan. 

Beberapa kali saya juga pernah bicara dengan perempuan-perempuan yang mengalami KDRT ini. Menanyakan mengapa mereka masih tetap bertahan? Apakah tidak ada keinginan bebas dari penderitaan itu? Bahkan yang bikin saya "sakit" mendengarnya yaitu mereka juga sebagai pencari nafkah. Ughhh!!!

Ya itu, jawaban yang paling sering saya dengar itu mereka bertahan karna Anak. Mereka takut anak-anak mengalami efek buruk dari perceraian. Mmmm...terus bagaimana dengan efek melihat Ibu mereka yang terus disiksa? Bukankah hal itu juga memberikan efek tidak baik buat anak-anak?

Ada juga yang alasannya itu karna malu menyandang gelar "janda". Malu sama keluarga, malu sama teman, malu sama lingkungan, malu pokoknya. Duhh!!!

Perempuan itu juga mahluk hidup ciptaan Tuhan. Perempuan juga seharusnya bahagia. Dan pernikahan itu ada harusnya untuk saling melengkapi bukan saling menindas dan menyiksa yang lemah. Pikir kembali alasan-alasan yang kamu jadikan tolok ukur untuk bertahan. Carilah cara bagaimana lepas dari penyiksaan ini. Tidak harus bercerai. Yang utama keselamatan dan bahagia. Bagaimana kamu bisa melihat anak-anakmu tumbuh bahagia kalau kamu pun keselamatannya tidak terjamin. Bagaimana membesarkan mereka dengan tubuh lemah penuh memar.

Bangkitlah Perempuan hebat!!!
Jangan diintimidasi dengan kelemahan yang dilontarkan. Tak perlu malu. Berpikir secepatnya untuk bisa mandiri secara keuangan. Lalu mantapkan hati menyusun rencana-rencana  untuk hidupmu dan anakmu.

PaPuCa 13-10-19

You Might Also Like

0 comments